Bagaimana kita bisa tahu alur website atau aplikasi kita sudah baik?

Brilyandika Andhana
4 min readJun 29, 2021

Pengalaman ini saya dapatkan ketika magang di salah satu startup indonesia yaitu feedloop.io, saya disana flexibel wkwkw kadang mengurus product management, kadang UX kadang buat UI. Nah pada kesempatan kali ini saya akan sharing cara mengetahui apakah alur website atau aplikasi yang sudah baik?

Ini adalah salah satu proses atau teknis cara mengaudit sebuah aplikasi, keliatan receh tapi sangat penting, jika dalam dunia per-RPL-an pasti kalian mendengar kata testing,blackbox testing, audit dan lain lain. Proses ini bila kita tarik ke software engineering ditemukan sebuah jobs role yang dinamakan Quality Assurance (QA) apa QA kerjanya hanya testing tentu saja tidak, tapi ini bukan ranah saya jadi kita lanjut ke topik ya wkwkw,

Apakah di dunia desain juga ada per-QA an ini? jawabannya iya dong ada bahkan ada beberapa metodenya jika kalian ingin bawa itu menjadi skripsi.

Apakah dalam proses QA desain juga meranah ke whitebox testing? ora kawan tidak sampai situ. Proses QA desain ini kompleksitasnya adalah seputar UX, UX itu luas juga. aksebilitas, mengaudit fungsi setiap fitur sudah dengan benar dan jalan dan yang lainnya.

Yang pertama dilakukan adalah menjadi user itu sendiri, ya saya coba pelajari sistem yang dibuat oleh tim feedloop.io menjadi user yang “awam”. Kemudian saya screenshot beberapa page yang menurut saya ada yang salah dan kurang, yang harusnya ini tapi tidak muncul. kemudian saya mencoba berdiskusi dengan PM dan stakeholder yang lain untuk izin mendokumentasikan beberapa temuan saya serta memberikan beberapa saran yang mana mungkin bisa menjadi solusi atas masalah tersebut. Dan iya akhirnya diperbolehkan oleh tim.

Lanjut mulai saya siapkan tools dan dokumentasinya, Jujur saya sangat suka kegiatan ini karena sambil eksplorasi kita belajar teknis (ya meski sebelumnya saya basic dari software engineering jadi tahu bug itu terjadi kenapa dan karena apa) jadi lebih mudah untuk kolaborasi diskusi bersama tim dev juga.

https://dribbble.com/shots/3908526-Figma-Design-Template

Tools apa saja yang dipakai?

Ya cukup 2 aja sebenarnya ga ribet ga harus learning dari awal juga

  1. Google docs / Notion.so (kamu bisa menggunakan keduanya atau salah satunya saja)
  2. Whimsical.co / Figma (kalau dulu saya menggunakan whimsical tapi berhubung sekarang ada figjam fitur ciamikk dari figma saya sarankan pakai itu wkwkw)

Alasan mengapa pakai beberapa tools diatas?

Oke yang pertama google docs atau notion itu digunakan untuk mendokumentasi temuan kita, kenapa memilih google docs, orang awam lebih paham karena UI hampir sama dengan microsoft word. sedangkan notion rata-rata para engineering suka pakai itu dan tim lain juga, yang belum tahu apa itu notion, simplenya adalah sebuah aplikasi manajemen proyek. Ya kalian sesuaikan dengan tim saja suka menggunakan apa.

Yang kedua tools ini fungsinya untuk tracking missflow ya kamu akan buat seperti flowchart sebuah sistem namun bedanya disini lebih mengarah ke user flow. kamu bisa googling pengertian userflow dan perbedaannya dengan flowchart. kenapa whimsical.co? yang pertama gratis UI ga ribet dapat diexport secara HD, kalau figma udah jangan ditanya kalau ini mah komunitas dah rame fitur overpower tiada tanding tiada banding wkwkw apalagi fitur figjam dimana itu whimsical+miro ada disitu jadi kamu dapat kolaborasi memberi feedback juga dengan mudah.

Bagaimana cara mendokumentasikannya?

Kamu buat sebuah tabel yang isinya screenshot dan penjelasan temuan dan saran kamu bisa pisahkan kolom saran dan temuan, jika tidak ada screenshot kamu tulis missflow dengan warna tulisan merah agar menandakan ada page yang hilang, misal salah satunya contohnya setelah daftar harusnya ada verifikasi tapi ini langsung ke halaman login.

Mengapa kita harus melakukan ini semua?

Balik lagi tujuan akhir adalah mendeliver hasil karya kita ke user, dimana user juga yang menggunakan aplikasi tersebut, jika flow itu membuat user resah malah menambah masalah baru. Meski ya tidak ada sebuah software yang “bagus dalam hal semua”, tapi mereka bisa menjadi terbaik untuk target market mereka.

Bagaimana kita bisa tahu flow itu sudah baik?

Tanya user awam dan expertis, salah satu caranya, kemudian untuk validasi ulang diskusi dengan PM dan para stakeholder yang lain.

Setelah melakukan QA design apa selanjutnya?

Laporanmu diskusikan lagi dengan PM dan para stakeholder yang lain. QA design fungsinya ada banyak selain mengetahui mana yang flow salah atau kurang kamu dapat menjadikan bahan redesign.

Oke mungkin segitu dulu, saya juga masih belajar dan saya perlu banyak belajar, saya hanya berbagi cerita pengalaman saya mana mungkin ada ilmu yang bisa di bagi ke kalian hehehe terima kasih semoga bermanfaat

Sumber air yang lain:

--

--